Judul buku : Bidadari
Santa Monica
Pengarang : Alexandra
Leirissa Yunadi
Penerbit
: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 367
halaman
Sinopsis:
Buat Pelita, hidup ini bagaikan kepingan penuh warna. Dan Efraim-lah
pemberi warna hidupnya. Namun karena Efraim juga, Pelita terperangkap dalam
warna abu- abu: remuk hati berkepanjangan.
Lalu dia bertemu dengan pengamen cantik di Santa Monica, Amerika. Konon,
orang- orang memanggil gadis itu dengan julukan Bidadari Santa Monica. Pelita
terpesona pada sang bidadari. Mendatanginya setiap hari, mendengarkan lantunan
lagu dan petikan harpanya dalam derai air mata, sambil tak henti- henti
mengaguminya.
Lalu, pada hari yang ketujuh...
"Pelita!" dengan fasih, bule jelita itu menyebut namanya.
"That’s your name right?"
Pelita terkesima. Tak mengerti bagaimana mungkin bidadari cantik itu
mengetahui namanya. Nama yang bahkan terasa asing saat diucapkan lidah bule seperti
pengamen itu. Tapi tak hanya itu...
"See you later, Little Shine...," bahkan gadis cantik yang tak
mungkin bisa bahasa Indonesia itu menyebutkan arti dari namanya.
Pelita pun mulai mereka-reka, siapa gadis bermata biru itu sebenarnya?
Mengapa bidadari itu begitu tertarik pada masa lalunya? Dan... apa sebenarnya
hubungan pengamen cantik itu dengan Efraim?
###
###
Pelita mendapat tugas meliput di Santa Monica, Amerika. Setiap hari, entah
mengapa, ia selalu berhenti di depan seorang pengamen cantik yang akrab disapa
Bidadari Santa Monica. Den setiap kali mendengar petikan harpa dan lagu yang
dinyanyikan, hati Pelita serasa disayat- sayat. Pelita juga sangat terpesona
pada bidadari yang satu ini. Dengan mata biru kehijauan yang sangat indah dan
rambut berwarna merah, pengamen itu selalu terbayang- bayang di benak Pelita.
Hingga suatu hari Bidadari Santa Monica memanggil nama Pelita dengan baik.
Pengamen ini juga tahu arti namanya. Aneh. Tidak sampai di situ, pengamen ini
juga menaiki pesawat yang sama dengan Pelita. Tepat di samping Pelita pula.
Wanita ini begitu antusias terhadap kisah hidup Pelita. Dan Pelita pun
tidak dapat untuk tidak menceritakan kepada pengamen cantik ini.
Kisah dimulai ketika Pelita salah mewawancarai orang. Seharusnya ia
mewawancarai aktris pemeran serial TV, Arlika. Namun karena Arlika sangat
sibuk, Pelita berniat untuk mewawancarai lawan mainnya, Riva. Pelita hanya tahu
bahwa Riva ialah sosok yang tampan tetapi ia sendiri belum pernah melihat Riva.
Oleh karenanya, ketika seorang pria tampan lewat, Pelita langsung menyetopnya
dan mewawancarainya. Barulah setelah Riva yang asli datang, Pelita menyadari
bahwa ia telah salah sasaran. Inilah awal pertemuan yang lucu dengan Efraim,
pria tampan yang (salah) diwawancarai oleh Pelita.
Dan Efraim mulai tertarik pada Pelita. Demi mendekati Pelita, Efraim
mengadakan kerjasama antara butiknya dengan majalah Pelita yang rupanya bos
Pelita ialah Pak Ian, sahabat Efraim sejak kecil.
Proses pedekate Efraim- Pelita seru juga. Ada lucunya. Di satu sisi, Efraim
yang sudah memancarkan sinyal cinta namun tidak ditangkap dengan jelas oleh
Pelita karena Pelita sendiri – yang tergila- gila sama Efraim- sibuk memikirkan
apakah Efraim suka padanya dan juga kesimpulan yang Pelita tarik sendiri bahwa
Efraim adalah seorang gay.
Kehadiran kakak Mentari yang menyebalkan juga menambah manis perjalanan
cinta Pelita dan Efraim. Saat keduanya sudah berpacaran dan Efraim mengenalkan
Pelita ke mamanya, masalah muncul. Mamanya Efraim tidak menyukai Pelita.
Berbagai sindiran ia lontarkan kepada Pelita. Namun Pelita mencoba untuk
bersabar. Ketika berbincang- bincang mengenai lukisan di kamar Efraim, mama
Efraim, yang tidak menyangka itu adalah karya Pelita, sangat menyukai lukisan
itu. Efraim pun berniat menghadiahi mamanya lukisan Pelita yang rencananya akan
dibuka di pesta ulang tahun mamanya nanti.
Gawat! Pelita mulai stres. Di tengah- tengah usahanya untuk menghasilkan
yang terbaik, Pelita mulai menyerah. Namun selalu ada semangat dan dorongan
dari Efraim. Hingga suatu hari ketika Pelita terlibat perdebatan mengenai kado
lukisan itu dengan Efraim. Pelita tidak dapat menyelesaikan lukisan itu. Ia
kehabisan cat birunya. Tidak tahan lagi, Pelita keluar dari mobil tunangannya
itu dan lari. Ia tak sengaja menabrak seorang preman. Demi melindungi Pelita,
Efraim ditusuk. Pelita segera mencari pertolongan. Namun Efraim tidak
terselamatkan. Pelita sangat terpukul. Semenjak itu Pelita melewati hari-
harinya dengan enggan. Tanpa rasa.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Buat yang suka sama novel yang berakhir sad ending, wajib baca ini! Mungkin di awal awal kalian bakal heran kenapa gue bilang bisa bikin nangis, soalnya adegan adegan dimana air mata kita akan dikuras ada dibagian akhir cerita. Di novel ini kita dibikin penasaran, akan siapa sosok Bidadari Santa Monica ini. Jalan ceritanya sulit ditebak, gak akan nyangka kalo jadinya seperti ini. Jadi gue rekomendasiin kalian buat baca novel karya Alexandra Leirissa Yunadi ini!
Ciao!
Buat yang suka sama novel yang berakhir sad ending, wajib baca ini! Mungkin di awal awal kalian bakal heran kenapa gue bilang bisa bikin nangis, soalnya adegan adegan dimana air mata kita akan dikuras ada dibagian akhir cerita. Di novel ini kita dibikin penasaran, akan siapa sosok Bidadari Santa Monica ini. Jalan ceritanya sulit ditebak, gak akan nyangka kalo jadinya seperti ini. Jadi gue rekomendasiin kalian buat baca novel karya Alexandra Leirissa Yunadi ini!
Ciao!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar